Sesungguhnya diantara hikmah dan rahmat Allah atas hambanya adalah
disyariatkannya At-tathowwu’ (ibadah tambahan). Dan dijadikan pada
ibadah wajib diiringi dengan adanya at-tathowwu’ dari jenis ibadah yang
serupa. Hal itu dikarenakan untuk melengkapi kekurangan yang terdapat
pada ibadah wajib.
Dan sesungguhnya at-tathowwu’ (ibadah sunnah) di dalam ibadah sholat yang paling utama adalah sunnah rawatib. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengerjakannya dan tidak pernah sekalipun meninggalkannya dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh).
Minggu, 16 Juli 2017
Rabu, 05 Juli 2017
MENDAPAT RUMAH DI SURGA
1. Membangun Masjid Ikhlas Karena Allah
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang
tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya
(rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
Minggu, 02 Juli 2017
SHOLAT SUNNAH RAWATIB ZHUHUR
Ustadz Kholid Syamhudi Lc
HUKUM SHALAT SUNNAH RAWÂTIB ZHUHUR
Shalat sunnah rawâtib Zhuhur termasuk shalat sunnah muakkad (sangat ditekankan) yang dilakukan dan dianjurkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Yang mendasarinya, yaitu keumuman hadits-hadits yang menjelaskan shalat sunnah rawâtib, seperti hadits Ummu Habîbah dan Ibnu ‘Umar.[1]
JUMLAH RAKAAT SUNNAH RAWÂTIB ZHUHUR
Beberapa riwayat yang menjelaskan jumlah rakaat shalat sunnah rawâtib Zhuhur, ialah sebagai berikut.
1. Dua rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Umar yang berbunyi:
حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ
الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Aku hafal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh rakaat: dua rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah ‘Isya dan dua rakaat sebelum shalat Subuh. Dan ada waktu tidak dapat menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hafshah Radhiyallahu anhuma menceritakan kepadaku bahwa bila muadzin beradzan dan terbit fajar beliau shalat dua rakaat.[2]
HUKUM SHALAT SUNNAH RAWÂTIB ZHUHUR
Shalat sunnah rawâtib Zhuhur termasuk shalat sunnah muakkad (sangat ditekankan) yang dilakukan dan dianjurkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Yang mendasarinya, yaitu keumuman hadits-hadits yang menjelaskan shalat sunnah rawâtib, seperti hadits Ummu Habîbah dan Ibnu ‘Umar.[1]
JUMLAH RAKAAT SUNNAH RAWÂTIB ZHUHUR
Beberapa riwayat yang menjelaskan jumlah rakaat shalat sunnah rawâtib Zhuhur, ialah sebagai berikut.
1. Dua rakaat sebelum Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Umar yang berbunyi:
حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ
الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ
Aku hafal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh rakaat: dua rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah ‘Isya dan dua rakaat sebelum shalat Subuh. Dan ada waktu tidak dapat menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hafshah Radhiyallahu anhuma menceritakan kepadaku bahwa bila muadzin beradzan dan terbit fajar beliau shalat dua rakaat.[2]
Langganan:
Postingan (Atom)
KEUTAMAAN PUASA
Diantara 10 Keutamaan PUASA dan SAHUR adalah: 1. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Puasa dan al Qur`an akan memberi ...
-
Cara Taubat dari Zina Dulu aku pernah pacaran dan akhirnya berzina, bagaimana cara taubat dari zina? Mohon bimbingannya, Trimakasih J...
-
Wajibkah Berterus Terang Telah Berzina? Jika ada yang pernah berzina, wajibkah ia berterus terang? Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘a...
-
Ustadz Kholid Syamhudi Lc HUKUM SHALAT SUNNAH RAWÂTIB ZHUHUR Shalat sunnah rawâtib Zhuhur termasuk shalat sunnah muakkad (sangat ditek...